SINDO DOMPU - Kenakalan anak remaja hingga saat ini diberbagai media sosial seperti di Grup Watshapp (WA), Facebok (FB), Instagram (IG), Tiktok, dan juga pada saat bertemu teman dan handaitaulan entah itu di jalan atau pun di warung-warung kopi selalu menjadi buah bibir untuk menjadi bahan obrolan (diskusi).
Mengawali obrolan pertanyaan yang menggelitik dengan nada penasaran disampaikan mengapa yah anak remaja sekarang beda keadaannya dengan anak zaman dahulu. Ditengah keasikan mengobrol diungkapkannya dengan nada bercanda bezibun kelakuan anak remaja zaman sekarang pada gerah dan resah dibuatnya.
Ada juga yang berkomentar seperti ini kalau anak zaman dahulu mereka pada patuh dan taat kepada siapa saja. Mereka selalu menaruh hormat tidak hanya kepada orang tua saja namun juga kepada orang yang mereka temui.
Komentar lainnya pun muncul kalau anak remaja zaman sekarang boro-boro menegurnya, mereka cepat naik pitam (cepat marah) dan tidak menerima kalau ditegur. Khawatir salah paham dan urusan menjadi panjang saat menegur mereka, mendingan diam dan tidak berurusan dengannya.
Dengan melihat kenakalan anak remaja disekitarnya komentar lainnya seolah bernostalgia ke zaman sebelumnya dengan mengatakan beda yah keadaan anak remaja jaman sekarang dengan anak remaja zaman dahulu. Anak remaja zaman dahulu mereka pada taat, patuh dan hormat kepada siapa saja. Karena sifatnya yang ramah, mau mendengar dan bersikap sopan ketika ditegur banyak orang yang bersimpati kepada mereka.
Uraian diatas tidak bermaksud menjastis (menghakimi) kenakalanan anak remaja yang muncul dan terlihat namun sebagai sebuah ilustrasi betapa sikap dan karakter yang ditampilkan anak remaja saat berperilaku menarik perhatian anggota masyarakat untuk memberikan tanggapan.
Nanun demikian dari perilaku kenakalan anak remaja yang muncul ke permukaan tidak sedikit orang yang juga dapat memahami keadaan tersebut dengan mengatakan bahwa apa yang dimunculkan anak remaja dengan kelakuan negatifnya (kenakalannya) sebagai bentuk protes atau perlawanan atas situasi yang tidak nyaman dirasakannya. Ada sesuatu yang tidak berkenan dihati anak remaja sehingga perilaku kenakalan itu pun muncul.
Menurut mereka yang berpaham positif terkait perilaku kenakalan anak remaja yang muncul sebagai sebuah dinamika yang harus dipahami. Menurutnya anak remaja butuh ruang yang memadai untuk berekspresi. Ruang yang sempit bahkan tidak tersedia dengan baik untuk anak remaja berekspresi itulah yang menjadi pemicu munculnya perilaku negatif (kenakalan) anak remaja.
Orang Tua Kenalkan Sifat Pemimpin Dapat Mencegah Kenakalan Anak Remaja?
Mengapa dengan menanamkan sifat pemimpin dapat mencegah kenakalan anak remaja? Sifat-sifat yang dimiliki para pemimpin sering dan biasanya tidak ada yang negatif melainkan sifat dari para pemimpin itu banyak yang positif.
Dengan sifatnya yang baik dan positif ini dalam banyak hal para pemimpin memiliki keunggulan. Di banyak kesempatan dengan keunggulan sifatnya itu juga para pemimpin menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Saat orang tua mengenalkan sifat baik dan positif dari para pemimpin diharapkan anak remaja bisa menginspirasi keunggulan sifat dan karakter dari para pemimpin tersebut secara langsung atau tidak langsung mereka akan mempraktekan sifat baik dan positif dari para pemimpin.
Bila dalam pola kehidupan sehari-hari anak remaja bisa dan mampu mempraktekan perilaku yang baik dan positif dari para pemimpin maka perilaku buruk (kenakalan) bisa dicegah secara dini digantikan dengan perilaku yang baik dan positif.
Beberapa Sifat Unggul Para Pemimpin Yang Diharapkan Bisa Diinspirasi Anak Remaja
Diantara sifat-sifat unggul para pemimpin yang patut dan layak serta juga dapat diinspirasi yang kemudian saat di praktekan mampu mencegah anak remaja berperilaku buruk adalah;
Integritas dan kejujuran Memiliki prinsip yang kuat dan dapat dipercaya untuk menjaga moral dan loyalitas tim.
Tanggung jawab
Mampu memegang kendali dan bertanggung jawab atas tugas serta keputusan yang diambil.
Kecerdasan dan visi
Mampu menganalisis masalah, merencanakan strategi, dan memiliki visi yang jelas untuk masa depan.
Komunikasi efektif
Mampu menyampaikan ide dengan jelas, mendengarkan dengan baik, dan memotivasi tim.
Empati
Memahami dan merasakan perspektif serta emosi anggota tim untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.
Keberanian
Berani mengambil risiko yang terukur dan membuat keputusan yang sulit.
Fleksibilitas dan adaptasibMampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan menemukan solusi untuk masalah yang selalu berubah.
Kemampuan mendelegasikan Memercayai dan memberdayakan anggota tim dengan memberikan tanggung jawab.
Inisiatif dan inovasi
Proaktif dalam mencari solusi dan mendorong inovasi untuk kemajuan organisasi.
Rasa syukur dan rendah hati
Bersyukur atas pencapaian dan rendah hati untuk terus belajar dan berkembang.
Demikian pencerahan ini, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua untuk menghadirkan anak unggul, tangguh dan cerdas sebagaimana harapan.
Penulis : Ahli Muda Pranata Hubungan Masyarakat (Humas) Bagian Protokoler dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Dompu.
Oleh: Firmansyah



0 Komentar